Meski hanya semusim....
Hujan di senja itu seolah tak seperti biasanya
Kubuka tirai jendela yang menghijabi
Angin berhembus membawa butir-butir air kerinduan
Kubiarkan ia menerobos menyapa pori-pori wajahku
Meski hanya semusim....
Kuhirup dalam-dalam udara sore itu
Kurasakan indah, damai menyapa
Kubiarkan rasa itu berselancar dalam jiwaku
Mengisi rongga sekujur tubuhku,dalam relung-relung hatiku dan bercanda dengan ombak adrenalin jiwaku
Ia hadir seolah memompa dan membangkitkan semangat baru dalam hidupku
Rabbi,...terima kasih telah Engkau kirimkan hujan sore ini untukku
Karenanya ku bisa bangkit kembali untuk merindu
Menapaki jalan-jalan yang pernah kulalui
Meski hanya semusim....
Setiap tetesnya seolah mengiramakan nada-nada rindu alam semesta
Betapa ia telah merindui dalam asa penantian ini
Maka ijinkan Rabbi...aku mendekapnya dan menyambutnya dengan segenap jiwa
Meski sudah lama tak pernah bersua
Tetes-tetes hujan ini mampu menjadi penawar lelah dahaga
Maka ijinkan Rabbi...diri bercanda dan menemaninya dalam rintik-rintik hujan sore ini
Maka ijinkan Rabbi...diri menampungnya dalam relung jiwaku yang kering kerontang
untuk menyirami tanaman dijiwa ini agar ia bisa mekar kembali menjadi bunga-bunga cinta yang sejati
Hanya satu pintaku Rabbi...setelah ia mereda jangan biarkan diri harus sakit merana karenanya
Meski hanya semusim....
Harapku esokkan kulalui lagi momen indah seperti sore ini
Menemani kembali rintik hujan dan menampungnya kembali dalam jiwa ini
Bersama lagi dalam perjalanan ”pulangku” menjemput mimpi
(Melepas Senja Menapaki Jalan Kehidupan Bersama Sang Hujan, 11032010)
......If u wanna know how much I love u,try to catch rain drops,the ones u catch is how much u love me,and the ones u miss is how much I love u.....
Inspirasi dari saudara kita,
Arie Cahyono